Me : Ya,….cari Akhwat lain yang kira-kira mau sama antum.
Udah,….selesai. Apa masalahnya?
Fulan: Mas gampang saja bilang kayak gitu. Mas ndak tahu
perasaan saya sih. Saya cinta loh mas, cinta,…setengah mati. Saya ndak bisa
pindah kelain hati mas, saya ndak bisa melupakan si “dia”. “dia” terlalu cantik
untuk aku lupakan. Pokoknya aku akan setia menunggu mas sampai “dia” membuka
pintu hatinya untukku, aku akan tetap setia menunggu
Me: Hmm,…menunggu seseorang yang tak mencintaimu dan tak
mengharapkanmu itu ibarat antum nungguin kapal feri tapi nunggunya di stasiun.
Terus kira-kira kapan “dia” mau dateng? Mbok uwis,..dunia ini luas kok. Masih
banyak akhwat lain diluar sana, move on lah & jangan lupa berdoa supaya
mendapat ganti yang lebih baik. Lebih baik lo yah,..bukan lebih cantik!
Fulan : Tapi,….kalau nanti sama akhwat lain juga ditolak
bagaimana?
Me: Ya Ikhtiar lagi. Jangankan antum ya. Abu Bakar
Ash-Sidiq, Umar bin Khatab hata Ali bin Abi Thalib –Radhiallahuanhum ajma’in-
saja pernah ditolak oleh seorang akhwat. La antum ini siapa? Kita ini siapa?
Ditolak ya,…biasa saja lah. Jangan terus minder lalu sakit hati.
Fulan : Kalau ditolak lagi dan lagi?
Me : Ya Ikhtiar lagi dan lagi to. Temenku pernah cerita. Dia
punya temen yang pernah sampe 27 kali mengkhitbah akhwat. 26 kali ditolak dan
yang ke 27 Alhamdulillah diterima & sekarang sudah jadi istrinya.
MasyaAllah,..luar biasa ya Ikhtiarnya. La antum ini,…emang sudah berapa kali
ditolak..? 1x, 2x, 3x??? cemen itu mah
Fulan : La mas sendiri emang sudah pernah ditolak berapa
kali?
Me: Ada deh mau tau ajah.
Fulan : Tapi mas,…aku masih belum bisa melupakan si “dia”
je. Bayang-bayang “dia” selalu saja menggelayut di pikiranku.
Me : Ya sudah,..Ikhlaskan saja. Anggaplah “dia” bukan
jodohmu. Orang bilang cinta itu kan tidak harus memiliki.
Fulan : Bila cinta tak harus memiliki, lantas apakah ketika
nanti aku memiliki aku tak harus cinta mas?
Me : Hmmm,…opo sih cinta kuwi? Kok kayane angel temen hidup
mu gara-gara cinta. Mbok itu lihat fulan & fulanah, artis ibukota itu. Yang
dulunya di pelaminan berjanji sehidup semati & sumpah setia sampai mati. Ternyatah,….baru
setahun dua tahun terus cerai. Lalu setelah cerai mbaknya malah milih nikah
lagi sama duda tua yang kayah rayah. Mbok nggak usah dibikin rumit, make life
simple saja……, menikahlah dengan niat untuk Ibadah Lillahita’alla, wis ngono
wae.
Fulan : Terus bagaimana cara mencintai yang simple itu mas?
Me : Cintailah dia karenaNya, karena keshalehannya. Jangan
kamu cari wanita yang sesuai dengan seleramu tapi carilah yang pantas untuk
menjadi Ibu buat anak-anakmu.
Dalam sebuah Hadist disebutkan: “Janganlah engkau mencintai
seseorang dengan sangat, karena bisa jadi, orang yang paling engkau cintai itu
suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau benci. Dan janganlah engkau
membenci seseorang dengan sangat, karena bisa jadi orang yang paling engkau
benci itu suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau cintai” (Dinukil
secara makna dari HR. Tirmidzi)!
Jadi,..cintailah “dia” dengan sederhana, dan perjuangkanlah
“dia” dengan cara yang sederhana pula. Bukankah kesederhanaan itu indah???
Fulan: Oh,..begitu ya mas?
Me : Ya,..begitulah
kira-kira
Fulan: Ok,..Na’am Jazakallahukhair mas atas nasehatnya. Oh
ya mas, mau tanya. Btw, nasehat mas itu tadi dari baca-baca buku atau dari
pengalaman pribadi mas?
Me : No comment