Tanaman Tacca mempunyai kandungan amilosa dan amilopektin mirip dengan kentang sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat untuk diversifikasi pangan atau sebagai pangan alternatif. T. leontopetaloides secara spesifik belum dibudidayakan dan tumbuh terbatas di daerah ini di sekitar pantai, oleh karena itu pengembangan tanaman ini untuk dibudidayakan baik secara konvensional maupun dengan kultur jaringan sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan galur kandidat mutan hasil iradiasi sinar Gamma yang memiliki pertumbuhan terbaik dengan melakukan analisis klaster pada kultur tunas in vitro Tacca leontopetaloides. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan kandidat tunas mutan dari Tacca leontopetaloides yang memiliki pertumbuhan terbaik. Tunas kandidat mutan dari berbagai dosis radiasi sinar gamma (5; 10; 20; 40 dan 50 Gy) disubkultur pada media MS dan pertumbuhan diamati pada kultur berumur 4 minggu. Variabel tumbuh yang diamati adalah jumlah tunas, tinggi tunas dan jumlah daun. Analisis klaster dilakukan dengan metoda ward dan euclidean distance, dilanjutkan analisis varian dengan metoda Duncan. Dari hasil analisis klaster diperoleh bahwa dari 38 klon kandidat mutan taka terbagi menjadi 3 klaster. Satu klaster terbaik memiliki perbedaan yang nyata pada semua variabel pertumbuhan yang diamati dibandingkan dengan klaster lainnya. Klon kultur mutan tacca dengan pertumbuhan terbaik terdiri dari 8 tanaman yaitu 5 Gy 12.1.1.1; 20 Gy 13.1.3.1; 20 Gy 11.1.1.1; 20 Gy 13.1.3.2; 20 Gy 7.4.1.3; 30 Gy 2.1.1.1; 30 Gy 7.1.2.4; dan 30 Gy 3.1.3.1.
Hapsari, B. W., Martin, A. F., Rantau, D. E., &
Rudiyanto, E. (2015). TM, Analisis Klaster pada Kultur In Vitro Tacca
lentopetaloides Hasil Iradiasi Sinar Gamma. In Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan Bidang Pangan
Nabati, Bogor (pp. 305-304).