Rudiyanto, R., Wulandari, D. R., & Ermayanti, T. M. (2019, July).
Induksi Kalus Uwi Ungu (Dioscorea alata L.) Pada Media Ms dengan Penambahan BAP
Yang Dikombinasikan dengan 2, 4-D. In Prosiding Seminar Nasional Agroteknologi (Vol. 1, pp. 112-121).
Induksi Kalus Uwi Ungu (Dioscorea alata L.) Pada Media Ms dengan Penambahan BAP Yang Dikombinasikan dengan 2, 4-D
Mikropropagasi Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) cv Kristal dengan Perlakuan Sitokinin
Guava (Psidium guajava L.) cv Kristal is a horticultural comodity that is popular in Indonesia due to its good taste and nutrition. Micropropagation is necessary to be carried out to support conventional propagation through for plant improvement and conservation purposes. The objective of this research was to investigate micropropagation of guava cv Kristal on MS medium containing cytokinin. Factorial completely randomized design were used as experimental design with three types of cytokinin i.e., Kinetin, 2-iP, BAP at 0; 0.5; 1.0; 2.0 mg/l respectively. Shoot height, number of leaves, number of nodes, number of shoots and number of roots were observed weekly from 0-8 weeks after planting. Anova analysis showed that type of cytokinin significantly affected numbers of leave, node, shoot and root but not significantly for shoot height. Concentration affected significantly to plant height and numbers of root, numbers of leave, node and shoots. Combination of three type of ctokinins and concentration affected on shootand root numbers, nembers of leave and node, and shoot height. Treatment with 1 mg/l kinetin gave the highest shoot height, and 0.5 – 2 mg/l BAP gave the highest number of leaves and number of nodes but the highest number of shoot were obtain by treatment BAP 1-2 mg/l. Additional of cytokinin had no significant effect on number of roots..
Rantau, D. E., D. R. Rudiyanto, and B. W. Wulandari. "Hapsari dan TM Ermayanti.(2018). Mikropropagasi Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) cv Kristal dengan Perlakuan Sitokinin." Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas untuk Kehidupan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat–Pusat Kajian Lingkungan dan Konservasi Alam. Fakultas Biologi–Universitas Nasional–Jakarta. Vol. 21. 2018.
Apakah Hakekat Kebenaran itu?..... What is the ultimate truth?
Di dalam kitab Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- pernah memberikan definisi serta batasan dari makna kata “Dhallin”, beliau berkata:
“Orang yang sesat,…adalah orang yang menyangka bahwa dirinya itu berada di atas jalan kebenaran, sedangkan dia sendiri tidak tahu,…..apa itu kebenaran?”
Lantas apa sih kebenaran itu? Ada yang berpendapat bahwa kebenaran itu adalah sesuatu yang sesuai dengan hati nurani dan akal sehat. Namun kemudian timbul beberapa pertanyaan:
1.Apabila hati nurani saya dengan hati nurani anda berbeda dan hati nurani fulans (orang lain jamak) juga berbeda, lantas hati nurani siapakah yang berada di atas kebenaran dan hati nurani siapakah yang bisa dijadikan sandaran atas nilai kebenaran itu?
2.Apabila akal sehat saya dengan akal sehat anda berbeda serta akal sehat fulans juga berbeda, lantas akal sehat siapakah yang berada di atas kebenaran dan akal sehat siapakah yang bisa dijadikan rujukan atas nilai kebenaran itu?
3.Apabila dikatakan sesuai dengan akal sehat, tentu akan ada akal yang sakit. Terus siapa Dokter/ Psikolog yang berhak menentukan bahwa si A akalnya sehat dan si B akalnya sakit. Dokter/ Psikolognya siapa?????
Ada lagi yang berpendapat bahwa kebenaran itu sesuatu yang bersifat relatif/ nisbi. Tapi kemudian ada pertanyaan lagi, bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin sesuatu yang berbeda dan bertentangan antara satu dengan yang lain kemudian dikatakan dua-duanya sama dan dua-duanya benar? Tiga-tiganya sama dan tiga-tiganya benar, Empat-empatnya sama dan empat-empatnya benar dst.
Jika kebenaran itu nisbi tentu saat lulus dari kuliah dulu transkrip nilai kita sama semuanya, IPK kita sempurna (Summa Cum laude/ 4.00). Karena kebenaran itu relatif maka Dosen tidak boleh merasa benar sendiri kemudian menghukumi mahasiswanya salah, karena apa yang ditulis oleh mahasiswa di lembar jawaban saat ujian dulu adalah benar menurut hati nuraninya masing-masing.
Begitu juga dengan penyelenggara test kompetensi, TPA, TOEFL dll, karena kebenaran itu relatif maka penyelenggara test harusnya menghormati serta menghargai pilihan-pilihan peserta test dan tidak boleh menyalahkan pilihan jawaban mereka. Karena kebenaran itu relatif maka pada saat lulus dari kuliah dulu IPK kita 4.00 dan skor test kita sempurna. Semuanya senang, semuanya happy,…itu ekspektasinya…… tapi realitanya??????
Jadi kesimpulannya,….Apa sih kebenaran itu?? What is the ultimate truth?
Silahkan direnungkan,…..mudah-mudahan anda dapat menemukan titik temu!!!!
Perlakuan Konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan Thidiazuron (TDZ) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca leontopetaloides
Tacca leontopetaloides (Linn.) O. Kuntze merupakan terna tahunan yang umbinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif. Umbi taka mengandung pati (amilosa dan amilopektin)yang mirip dengan kentang dan jagung. Salah satu teknik perbanyakan tanaman taka secara in vitro dapat dilakukan melalui pembentukan kalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber eksplan dengan pemberian 2,4-D dan TDZ dalam media MS terhadap pembentukan kalus taka secara in vitro. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor yang diujikan yakni eksplan helai daun, tangkai daun dan bonggol T. Leontopetaloides yang dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh 2,4D denganTDZ dengan konsentrasi 0.0, 0.25, 0.50 dan 1.00 mg/L. Peubah yang diamati yakni persentase eksplan membentuk kalus, respon pertumbuhan eksplan, dan diameter kalus. Data pengamatan dan pengambilan gambar dilakukan pada eksplan umur 8 minggusetelah kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan eksplan bonggol dengan media MS dengan penambahan 2,4-D dan TDZ 1.00 mg/l menghasilkan persentase eksplan membentuk kalus dan diameter kalus yang tertinggi. Kalus tidak terbentuk pada perlakuan dengan sumber eksplan helai daun dengan penambahan 0.25; 0.50 dan 1.0 mg/L 2,4-D + 1,0 mg/L TDZ serta eksplan tangkai daun dengan penambahan 1.0 mg/L 2,4-D + 1.0 mg/L TDZ.
Rudiyanto, A. F. "Martin dan TM Ermayanti.(2016). Perlakuan
Konsentrasi 2, 4Dichlorophenoxyacetic acid (2, 4-D) dan Thidiazuron (TDZ)
Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca
leontopetaloides." Prosiding Seminar Nasional XXV “Kimia dalam Pembangunan. 2016.
Metode Mikropropagasi Tanaman Maja (Crescentia cujete L.) Dari Eksplan Buku Kotiledon dan Tunas Pucuk Kecambah
Invensi ini berhubungan dengan suatu metode perbanyakan tunas tanaman, khususnya metode perbanyakan tunas tanaman maja (Crescentia cujete) secara in vitro dari eksplan buku kotiledon dan tunas pucuk pada media sederhana untuk mendapatkan bibit tanaman yang relatif lebih cepat, seragam, dan efisien. Tahapan-tahapan yang menurut invensi ini yaitu: melakukan sterilisasi biji tanaman maja, menanam biji maja secara in vitro pada media perkecambahan, menanam eksplan berupa buku kotiledon dan tunas pucuk kecambah pada media perbanyakan dengan dua tahap yaitu pada satu jenis media dasar terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan optimasi pada beberapa jenis media dasar. Selanjutnya planlet yang dihasilkan dari perbanyakan tersebut diaklimatisasi di rumah kaca hingga bibit siap ditanam di lapang.
Pertumbuhan Kultur Tunas Dahlia sp. Pada Media MS dengan Pengurangan Kadar Gula dan Tutup Tabung Berventilasi
Rudiyanto, R., Wulandari, D. R., & Ermayanti, T. M. (2018). Pertumbuhan kultur tunas Dahlia sp. pada media MS dengan pengurangan kadar gula dan tutup tabung berventilasi. Prosiding SEMNASTAN, 184-195.